Demi Wujudkan Narasi Besar 2024, Pimpinan Lembaga Dakwah Fastabiq Menggali Inspirasi Ke Ibu Kota

Selasa (24/10/2023) Beberapa Pimpinan Lembaga Dakwah Fastabiq melakukan kunjungan ke beberapa tempat di Tangerang dan Jakarta. Hal ini dalam rangka mewujudkan narasi besar Fastabiq Emas 2045. Dalam mewujudkan tujuan besar tersebut, Fastabiq terus berbenah dan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk menggali inspirasi, inovasi, serta kolaborasi. Setelah bulan sebelumnya seluruh pimpinan Dakwah Fastabiq melakukan Innovation’s Trip ke Bali dalam rangka membuka wawasan para pimpinan serta menjalin kolaborasi dengan Bali dan Lombok. Pada bulan ini beberapa pimpinan menuju barat dari Pati ke Ibukota Negara. 

“Kunjungan dan Silaturahmi ini adalah sebuah investasi jangka panjang bagi Fastabiq dalam rangka mewujudkan narasi besar Fastabiq Emas 2045”, jelas H. Muhammad Ridwan, S.Pd, selaku Founder Fastabiq.   

Tujuan pertama yang dikunjungi adalah Benteng Mikro Indonesia, sebuah Koperasi yang berdiri pada Tahun 2003 diawali dari sebuah Lembaga Pembiayaan Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (LPP-UMKM) yang merupakan artikulasi simpulan studi identifikasi skim-skim pembiayaan bagi pelaku UMKM yang dilakukan oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Tangerang dan Lembaga Sumberdaya Informasi Institut Pertanian Bogor (LSI-IPB). Seiring berkembangnya 

Saat ini BMI sudah memiliki 4 Jenis Koperasi yaitu Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS), Koperasi Konsumen (Kopmen), Koperasi Jasa (Kopjas), dan Koperasi Sekunder (Kopsek). KSPPS BMI yang sudah memiliki 100 kantor cabang dan lebih dari 200.000 anggota. Selain itu juga ada yang membuat Fastabiq tertarik untuk belajar ke BMI adalah memiliki Hibah Rumah Siap Huni (HRSH) Gratis sebanyak 441 Unit. 

Kunjungan ke Benteng Mikro Indonesia disambut dengan hangat oleh Presiden Direksi Kamarudin Batubara beserta Jajarannya.

”Fastabiq memang sudah bangun rumah gratis, tapi belum sebanyak BMI yang sudah 441 unit. Makanya kami belajar ke sini,” tambah H. Muhammad Ridwan.

Selain itu Koperasi Konsumen (Kopmen) BMI sudah memiliki 230 Kios di 9 provinsi dengan menyediakan berbagai kebutuhan anggota serta telah memiliki aset lebih dari 98 Milyar. Koperasi Jasa juga tengah berkembang dengan menyediakan berbagai produk seperti kontruksi, elektronik serta tour & travel. Sedangkan Koperasi Sekunder membawahi 3 koperasi primer dibawah holding. 

Foto bersama di depan Kantor Pusat Benteng Mikro Syariah di Tangerang

Diakhir sesi dari Fastabiq serta Benteng Mikro Indonesia sepakat untuk menjalin kerjasama serta berkomitmen untuk mengawal undang-undang serta regulasi pemerintah dalam rangka memajukan koperasi kedepannya. 

Silaturahmi ke BMT Tamzis Bina Utama

Kunjungan ke dua dilanjutkan dengan silaturahmi ke saudara Fastabiq yaitu BMT Tamzis yang berpusat di Wonosobo serta memiliki kantor Pusat Non Operasional di Jakarta. Fastabiq & Tamzis memiliki hubungan yang sangat dekat karena tergabung dalam Persatuan BMT Indonesia (PBMTI) serta Lembaga Amil Zakat Nasional Membangun Keluarga Utama (LAZ MKU). 

Silaturahmi ke BMT Tamzis di Kantor Pusat Non Operasional Jakarta disambut dengan hangat oleh segenap jajaran pimpinan

Kunjungan ke BMT Tamzis ini dalam rangka untuk menjaga silaturahmi serta menimba ilmu bagaimana pengelolaan kantor cabang di Ibu Kota. Dengan kunjungan ini maka Fastabiq juga memiliki harapan besar yaitu suatu saat memiliki kantor perwakilan di Ibu Kota Negara. Saat ini Tamzis sendiri sudah memiliki hampir 50 kantor cabang dan dua diantaranya di Jakarta dan Depok. Dalam kunjungan ini Fastabiq disambut dengan hangat dengan segenap pimpinan Tamzis bahkan dari kantor pusat Wonosobo juga hadir. 

Diskusi Internal Fastabiq

Kunjungan ke Tangerang dan Jakarta pada hari pertama ditutup dengan diskusi internal pimpinan Fastabiq di Hotel Horison Suits & Rasidance Rasuna. Para pimpinan Fastabiq yang terdiri dari perwakilan Founder, Direktur Utama & Bisnis BMT Fastabiq, Direktur & Manager Koperasi Konsumen Fastabiq Amal Mulia, Direktur & Manager PT. Fastabiq Sarana Utama, serta Komisaris & Direktur PT. Fastabiq Transformasi Indonesia. Pembahasan berfokus pada sekema kolaborasi antar unit dakwah Fastabiq agar lebih sinergi kedepanya, saling menguntungkan, dan saling support satu sama lain. 

Diskusi santai namun tetap fokus internal Pimpinan Dakwah Fastabiq dalam rangka penguatan kolaborasi antar unit dakwah

Selain itu juga diskusi membahas tantangan & peluang dari Fastabiq ke depannya dengan mengambil ilmu serta pengalaman kunjungan sebelumnya yaitu dari Benteng Mikro Indonesia serta BMT Tamzis. Hal ini pastinya disesuaikan dengan karakteristik serta budaya yang ada di Fastabiq. Dan pada akhir diskusi Para Pimpinan memberikan pandangan serta pernyataan optimis untuk perkembangan Fastabiq kedepannya. 

Kunjungan Hari ke Dua

Kunjungan dilanjutkan dengan Audiensi ke Deputi Bidang Perkoperasian Kementerian Koperasi & UKM Republik Indonesia. Di kantor Kemenkop rombongan disambut oleh Bapak Deputi, Ahmad Zabadi, SH, MM berseta Asdep Kelembagaan. Founder Fastabiq dalam hal ini Bapak H. Muhammad Ridwan meminta arahan terkait Pengelolaan Koperasi Multi Pihak serta Pengembangan Kantor Cabang BMT Fastabiq dalam rangka mewujudkan Purpose besar Fastabiq Emas 2045 yaitu memiliki 75 Kantor Cabang di 10 Provinsi di Indonesia. 

“Targetannya jangan kantor cabang, namun penambahan anggota. Pembukaan kantor cabang adalah untuk memenuhi kebutuhan anggota” Jelas Bapak Deputi. 

Arahan Bapak Deputi Ahmad Zabadi, SH., MM kepada rombongan Fastabiq

Pembukaan kantor cabang ini bukan karena alasan, namun dikarenakan izin BMT Fastabiq sudah tingkat nasional sehingga harus memenuhi regulasi yaitu memiliki kantor cabang di 3 provinsi. Saat ini BMT Fastabiq sudah memiliki cabang di 2 provinsi dan tinggal 1 provinsi lagi yang sudah proses yaitu di Cirebon Jawa Barat. 

“Fastabiq sudah besar maka secara regulasi harus standar dan tidak awur-awuran” Pesan Bakap Deputi melanjutkan. 

Selanjutnya untuk Koperasi Multi Pihak (KMP) Asisten Deputi Bidang Kelembagaan menjelaskan bahwa ini adalah sebuah model pengelolaan koperasi, tidak harus merubah legalitas, hanya AD/ART internal saja dan tujuannya adalah untuk memudahkan antar kelompok profesi untuk saling mengembangkan dan mendukung satu sama lain, misal kelompok nelayan, kelompok pengusaha solar, pengepul ikan, dan lain sebagainya, sehingga bisa saling menguntungkan. 

Foto bersama rombongan Fastabiq dengan Bapak Deputi

Kunjungan hari kedua diakhir dengan menghadiri International Syaria Economic Festival di Jakarta Convention Center (JCC) dengan melihat berbagai produk UMKM serta konfrensi ekonomi syariah.  

Facebook
WhatsApp
Telegram